Pokja Pengelolaan Air dan Pariwisata Perluas Sasaran Renaksi
BANDUNG- Kepala Dinas Sumber Daya Air, selaku Ketua Pokja Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pariwisata PPK Citarum Harum, Dikky Achmad Sidik terus mengkoordinasikan penanganan untuk meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Air serta Pemanfaatan Pariwisata dalam rangka pemulihan DAS Citarum. Mulai Tahun 2021 Pokja ini memperluas sasaran program yaitu meliputi penanganan banjir, pengurangan gap kebutuhan air baku serta peningkatan destinasi wisata air.
Dikutip dari keterangan tertulisnya, dia menyebut pada Tahun 2020, sesuai dengan Rencana Aksi Citarum Harum, telah dilakukan beberapa upaya dalam menangani pengendalian banjir. Tercatat bahwa telah terjadi penurunan luas genangan banjir di Citarum Hulu yang sebagian besar terjadi di Kawasan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung yaitu sekitar 24,25% dari tahun sebelumnya atau melebihi target dari Rencana Aksi Citarum Harum.
“Keberhasilan tersebut dicapai atas peran berbagai pihak baik Instansi Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Pada Tahun 2020, melalui pendanaan APBN, oleh BBWS Citarum Kementerian PUPR,” Kata dia, Rabu (10/2/2021).
Dikatakan Dikky, BBWS telah menyelesaikan Pembangunan Floodway Cisangkuy yang bertujuan mengalirkan debit banjir sebesar 215 m3/det yang semula bermuara ke Dayeuhkolot menjadi bermuara ke Katapang sehingga mengurangi lama genangan dan luas genangan di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir, dan sekitarnya. Floodway Cisangkuy ini sebagai satu sistem dengan normalisasi upstream Citarum, Kolam Retensi Cieunteung, Terowongan Nanjung, dan peningkatan kapasitas Sungai Citarum akan mengurangi luas genangan seluas 700 Ha.
“Normalisasi yang dilakukan dibeberapa anak sungai Citarum diantaranya normalisasi 3 (tiga) Sungai yaitu Sungai Cimande, Sungai Cikijing dan Sungai Cikeruh,” ujar dia.
Selain Penanganan banjir, upaya yang akan terus dilakukan oleh Pokja Sumber Daya Air dan Pariwisata adalah mengurangi Gap kebutuhan Air Baku serta meningkatkan Destinasi Wisata Air, sebagaimana draf revisi Rencana Aksi yang saat ini sedang disusun. Sehingga diharapkan selain banjir di daerah Citarum berkurang dapat juga meningkatkan ketersediaan kebutuhan air dan lebih tertatanya sempadan sungai, danau, waduk dan saluran sebagai destinasi wisata untuk menunjang konservasi dan pendayagunaan sumber daya air.
Untuk menunjang ketiga program tersebut, lanjut Dikky, terdapat beberapa sasaran program yaitu pengurangan luas genangan, durasi genangan, tinggi genangan banjir, melalui normalisasi sungai, pembangunan folder, pembangunan floodway, pembangunan drainase dan normalisasi oxbow.
Program kedua, pengurangan gap kebutuhan air baku dengan pembangunan SPAM, pembangunan waduk, rain water harvesting, pembangunan embung, dan pembangunan mata air.
“Program ketiga, meningkatnya destinasi wisata berbasis air dengan penataan sempadan sungai, situ dan saluran, pembangunan destinasi wisata pantai, penataan dan pengamanan mata air dan pembangunan serta penataan oxbow,” tutur dia
Dikky pun mengatakan, pada 2021 ini sedang dilaksanakan beberapa kegiatan untuk menunjang program melalui pengelolaan sumber daya air. Beberapa proyek yang sedang berjalan diantaranya Kolam Retensi Andir dan polder-polder di Kabupaten Bandung yang bertujuan mengamankan catchment Sungai Ciputat seluas 148.78 Ha dan menghindarkan dari kerugian akibat potensi banjir yang terjadi di Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah, Kabupaten Bandung.
Selain itu, akan dilakukan normalisasi Sungai Cilember untuk mengatasi banjir Melong di perbatasan Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung yang diawali dengan pembebasan lahan melalui pendanaan APBD Provinsi.
“Mulai tahun ini juga sudah dimulai untuk optimalisasi potensi rain water harvesting sebagai solusi pengatasan banjir dan membantu pemenuhan kebutuhan akan konsumsi air,” ujar dia.
Untuk pemenuhan kebutuhan air baku, lanjut dia, terus diupayakan melalui Pembangunan Unit Air Baku di Kabupaten Bandung berupa Sistem Regional Bandung Barat I di Ciwidey, serta Persiapan Unit Air Baku Sistem Regional Bandung Selatan di Cikalong, Bandung Timur I di Kertasari, dan Bandung Timur II di Tanjungsari.
Sementara itu untuk meningkatkan pendayagunaan sumber daya air melalui destinasi wisata air dilakukan Revitalisasi Kali Malang Kota Bekasi dan Revitalisasi Situ Ciburuy Kabupaten Bandung Barat.
“Dengan demikian selain bisa menarik minat wisatawan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ucap Dikky.
Masyarakat, tambah dia, diharapkan menjaga kualitas air dan daya tampung dari saluran maupun situ yang sudah menjadi destinasi wisata. Sehingga, pengembangan destinasi wisata air ini akan meningkatkan fungsi konservasi dan juga fungsi sosial sebagai sumber kebahagiaan warga sekitar areal wisata.
“Kemudian terakhir harapan kedepan untuk Program Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pariwisata Program Citarum Harum adalah semakin ditingkatkannya sinergitas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat yang telah disepakati dalam rencana aksi yang mengatur tanggung jawab masing-masing stakeholder,”ujar Dikky.(*)
No Comment