Blog

Sektor 12 dan BPWC Gerak Cepat Tangani Eceng Gondok di Cirata

BANDUNG BARAT-Musim hujan menjadi tantangan tersendiri bagi Satuan Tugas Citarum Harum Sektor 12 dan juga Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC). Pasalnya terjadi peningkatan pertumbuhan eceng gondok yang dikhawatirkan mendekati daerah steril turbin pembangkit listrik.

Komandan Sektor 12 Kolonel Arh Syarif Hidayatullah mengatakan, pihaknya bersama BPWC seolah-olah berkejaran dengan pertumbuhan eceng gondok yang semakin banyak di musim penghujan seperti sekarang ini. Beruntung, mereka telah dibantu dengan alat pengangkat eceng gondok dari permukaan air waduk untuk kemudian dialihkan ke kapal-kapal pengangkut eceng gondok ke tepi waduk atau daratan.

“Kami sendiri telah memiliki dua unit kapal angkutan eceng gondok dengan kapasitas masing-masing 15 ton ditambah BPWC memiliki 6 unit kapal pengangkut eceng gondok dengan kapasitas masing-masing 5 ton eceng gondok,” ujar Syarif yang dihubungi, Selasa (23/2/2021).

Diakui dia, sebelum adanya sarana tersebut mereka kesulitan sehingga eceng gondok tidak terangkat dengan optimal. Yang terpenting yang menjadi fokus mereka jangan sampai eceng gondok mendekati wilayah steril turbin. Memang di sana terdapat tiga trashboom sebanyak tiga lapisan sebelum ke daerah steril, meski demikian mereka tetap berupaya mencegah pertumbuhan eceng gondok sehingga mengurangi beban trashboom tersebut.

Untuk diketahui, luasan Waduk Cirata dengan daratannya seluas 7.100 hektare, sedangkan luasan genangan airnya seluas 6.200 hektare. Adapun eceng gondok tumbuh di separuh luasan genangan waduk yang tersebar di seluruh genangan.

“Dengan kapasitas peralatan yang ada kami maksimalkan anggota kami dan juga BPWC untuk tetap menjaga keseimbangan kinerja turbin pembangkit listrik di Cirata,” ucap dia.

Setiap harinya, lanjut dia, pihaknya bisa sampai lima kali pulang pergi mengangkut eceng gondok dengan delapan unit kapal yang ada.

“Memang genangan belum bisa bersih seluruhnya dari eceng gondok namun setidaknya fokus kami jangan sampai mendekati daerah steril,” ucap dia.

Di sisi lain pihaknya berharap para pemilik jaring apung juga ikut bertanggung jawab dalam membersihkan eceng gondok di sekitar jaring apung atau keramba mereka.

Dia menambahkan, terkait dengan upaya menggunakan teknologi biologi maupun kimiawi untuk memberantas pertumbuhan eceng gondok, sampai saat ini belum terpikirkan ke arah tersebut. Dikhawatirkan akan ada efek samping seperti matinya habitatnya di dalam genangan waduk maupun mutu air waduk.

“Jadi caranya masih seperti saat ini, eceng gondok diangkat keluar permukaan genangan untuk diangkut ke daratan,” kata dia.

Setelah eceng gondok diangkut, diakui dia, eceng gondok lebih banyak dibiarkan membusuk di alam. Hanya sebagian kecil warga yang memanfaatkan eceng gondok untuk keperluan pupuk maupun diolah menjadi kerajinan tangan.

“Selain itu, BPWC juga memiliki pengolahan eceng gondok tapi kapasitasnya terbatas,” ujar dia.

Dengan kondisi tersebut pihaknya akan menyambut baik dan mendukung pihak-pihak yang tertarik untuk memanfaatkan eceng gondok. (*)

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.