Untuk diketahui, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Didi Ruswandi mengunggah video adanya hunian di gorong-gorong karena terdapat penataan layaknya kamar. Diduga tempat tersebut dihuni boleh penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Video tersebut pun menghebohkan jagat maya. Berbagai respon seperti tidak membenarkan dan empati pun muncul.
Dansub Sektor 3, Sertu Suritno melaporkan, pihaknya telah melakukan partoli tadi malam. “Kami melaksanakan patroli tentang informasi dari Info Bandung Raya (Instagram) adanya manusia gerobak yang tidur di titik sedimen drainase di aliran Sungai Cianting daerah Pasteur depan hotel Topas,” tuturnya, Rabu (25/8/2021).
Adapun hasil partoli, kata dia, terdapat titik sedimen yang cukup tinggi. Potensi genangan air/banjir karena sedimen yang cukup tinggi. “Penanganan harus dilaksanakan secara manual karena akses jalan masuk tidak ada,” ujarnya.
Dilansir dari Kompas.com, DPU Kota Bandung sempat menemukan sejumlah barang yang ditata secara apik layaknya kamar. Misalnya seperti kasur, bantal, pakaian yang menggantung, batu yang dibuat seperti kursi di dalam gorong-gorong selebar lebih kurang 2×2 meter tersebut. Video temuan tempat tinggal di dalam saluran air di Pasteur tersebut diunggah dalam akun Instagram milik Didi Ruswandi.
Saat ditelusuri ke lokasi, barang-barang yang semula ditata seperti kamar tersebut telah dbersihkan oleh anggota DPU Kota Bandung. Saat itu, yang tersisa hanya akuarium berisi ikan kecil, sikat gigi, saringan ikan dan celana jeans. “Ini drainase Jalan Djundjunan dipakai buat rebahan,” kata Didi dalam akun Instagramnya, Selasa (24/8/2021).
Saat dihubungi Kompas.com, Didi mengatakan, salah satu pegawainya sudah menemukan siapa yang tinggal di dalam gorong-gorong di Jalan Pasteur.
“Anggota saya menemukan ada dua ibu-ibu dengan gerobak yang lagi duduk-duduk dekat situ. Keduanya mengiyakan (tinggal di dalam gorong-gorong),” kata Didi.
Didi mengatakan, anggotanya menduga ada orang lain yang tinggal di dalam gorong-gorong. “Soalnya ada baju laki-laki juga dan kasurnya ada tiga. Tapi yang laki-laki enggak ada saat itu,” kata Didi.
Didi mengatakan, DPU Kota Bandung juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Bandung untuk penanganan PMKS tersebut. “Kata Pak Kadinsos mau ditampung di rumah singgah dulu,” kata Didi.(*)
No Comment