Sampah-sampah yang diangkat ke permukaan saat itu ditumpuk untuk kemudian diangkut truk pengangkut sampah.
Komandan Sektor 8 Kolonel Kav Susanto mengatakan, pihaknya tak hanya mengatasi jalur utama Sungai Citarum, bekas sodetan atau oxbow pun turut diperhatikan. Pihaknya juga membersihkan oxbow secara bertahap agar tidak ada sampah lagi. Selain itu juga melakukan sosialisasi pada warga agar tidak membuang sampah ke oxbow.
“Tentunya hal ini perlu dukungan bersama karena sampah bukan berasal dari warga sekitar,”ujar Susanto dalam keterangannya.
Dikatakan dia, Oxbow Cicukang sebagai muara dari aliran anak sungai, sebelum mengalir ke sungai utama/Citarum.
“Jika aliran air besar dari anak sungai, maka air di oxbow jernih. Sampah yang banyak di oxbow, tidak berubah jumlahnya jika aliran air dari anak sungai kecil,”ucapnya.
Sementara itu, air oxbow berwarna hitam dan bau ditimbulkan dari endapan lumpur dan sampah yang sudah menahun.
“Meski demikian, hal itu tetap kami tangani diimbangi edukasi ke warga agar bersama-sama menjaga lingkungan terutama kebersihan Sungai Citarum ini,”ucapnya.
Sementara itu, Ketua Harian Satgas Citarum Mayjen (purn) Dedi Kusnadi Thamim yang juga meninjau langsung lokasi oxbow mengatakan, adanya tumpukan sampah dan hitamnya air oxbow pernah terjadi di anak Sungai Citarum di Cipamokolan. Namun pada akhirnya kawasan tersebut direvitalisasi jadi ruang terbuka hijau maupun ruang publik.
“Hal itu bukan karena limbah industri melainkan sampah-sampah yang terjebak di oxbow yang sudah lama,”ujarnya.
Dedi mengusulkan, Oxbow Cicukang dapat menerapkan langkah yang telah dilakukan oleh Sektor 22 di Cipamokolan, Antapani bersama Pemerintah Kota Bandung dan juga BBWS Citarum.(*)
No Comment