Blog

Serba Serbi BIOS 44

Bios 44, begitu familiar dengan kegiatan Citarum Harum yang kerap dilakukan oleh sektor-sektor di Satgas Citarum Harum dalam bidang pertanian maupun perkebunan.

Berdasarkan pencarian mesin Google, Bios 44 lahir dari tangan dingin TNI juga yang bekerja sama dengan ahli biokimia molekuler.

Dilansir dari Jawa Pos 29 Juni 2017, Bios 44 ditemukan Gapo Army Team of Research (Gator). Ketuanya adalah Komandan Korem 044/Gapo Kolonel Inf Kunto Arief Wibowo. Mereka bekerja sama dengan Prof Muhammad Tamim Pardede, pakar biokimia molekular.

Penemuan Bios 44 berawal dari adanya permasalahan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel. Sebab, sebelum 2006, kerap terjadi kabut asap. Hal itu mengganggu persiapan Asian Games 2018.

Saat itu, Korem 044/Gapo berupaya mencari solusi agar masyarakat tak membuka lahan dengan cara membakar. Khususnya di lahan gambut yang memang jadi sasaran. Apalagi, lahan itu rentan terbakar.

Bios 44 yang merupakan paduan mikroorganisme akan memperkecil hingga menutup rongga-rongga lahan gambut. Karena itu, lahan tersebut tidak akan mudah terbakar.

Memang, Bios 44 berfungsi menormalisasi lahan untuk kembali seperti semula. Inovasi itu sebenarnya sangat sederhana. Bahan-bahan yang dipakai mudah didapat. Misalnya, air, ragi, susu bubuk, cornet beef, dan gula pasir. Waktu pembuatan sekitar sebulan.

Sementara itu di Tempo.co 18 Februari 2017 Komandan Korem 044/Gapo Kolonel Inf Kunto Arief Wibowo memaparkan, ide awal munculnya Bios 44 adalah dalam rangka mencegah kebakaran pada lahan yang mudah terbakar terutama lahan gambut, dan selanjutnya berkembang digunakan untuk mengurai tanah tandus menjadi subur. Sekarang temuan prajurit itu bisa digunakan untuk pengembangan budi daya perikanan dan penyubur tanah.

“Petani sangat antusias karena dapat membantu meningkatkan produktifitas hasil pertanian maupun perikanan yang mereka kelola,” katanya, Sabtu, 18 Februari 2017.

Menurut Arief, Bios 44 merupakan cairan dari jenis perpaduan beberapa mikroorganisme yang disatukan berfungsi untuk memperkecil hingga menutupi rongga-rongga yang ada lahan gambut dalam tempo tertentu. Cairan tersebut membuat lahan gambut tidak akan mudah terbakar.

Dalam risetnya, Bios 44 juga berfungsi mengembalikan tanah bekas tambang yang merupakan lahan terbengkalai menjadi lahan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Di Jabar, seperti dikutip dari Jabarprov.go.id 14 Juni 2020, ketika Arief menjabat Kepala Staf Kodam (Kasdam) III/Siliwangi, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo mengatakan, dengan adanya program Citarum Harum yang saat ini dilakukan berpengaruh besar terhadap kondisi sungai Citarun yang saat ini sudah jauh lebih baik dibanding sebelum adanya program ini.

“Sudah jauh lebih baik, hanya kita perlu optimalisasi, Citarum ini mau kemana, kita harus menggabungkan dengan masyarakat dengan stakeholder terkait pada nilai strategis yang perlu dijaga secara berkelanjutan,” katanya.

Dalam kunjungannya, Arief menyaksikan  uji coba dan penggunaan teknis cairan BIOS 44 di media tanah dan air. BIOS 44 merupakan agen hayati dari gabungan simbosis mutualisme berupa cairan mikro organisme yang ditujukan untuk mengembalikan unsur kandungan dan tingkat kesuburan yang dibutuhkan media tanah dan air.

Menurut Arief, terapan BIOS 44 yang dilakukan di Sektor 21 Citarun Harum ini segaris lurus dengan program Citarum, yang sebelumnya digunakan untuk membangun lahan gambut untuk dijadikan lahan produktif dari dampak pengelolaan sebelumnya.

Arief menambahkan, peremajaan lahan merupakan upaya untuk mengembalikan nilai manfaat lahan yang kemudian membangun perekonomian masyarakat yang pada terakhir membangun komunikasi yang saat ini sudah ada untuk lebih ditingkatkan.(*)

1 Comment

1Comment
  • Nurdiansyah

    Assalamualaikum
    Maaf mo tanya ada obat insektisidanya gak
    Trimakasih

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.