Blog

Tangani Citarum, Mari Kembali Pada Nilai Pancasila

Jika ideologi negara, yaitu Pancasila diterapkan dalam pelestarian lingkungan dalam hal ini Sungai Citarum, kondisi Citarum saat ini setidaknya akan lebih baik. Bahkan ke depan jika falsafah hidup konsisten diaplikasikan, Citarum dapat kembali normal.

Demikian diungkapkan oleh Ahmad Sjarmidi, Tim Ahli Citarum Harus ketika memaparkan refleksi Hari Lahir Pancasila, Selasa 1 Juni 2021.

Diakui Sjarmidi, saat ini kehadiran Pancasila belum mengilhami apa yang terjadi saat ini di Citarum. Kerusakan yang begitu parah menjadi tantangan yang sebenarnya kuncinya itu ada dalam implementasi Pancasila dalam menjaga lingkungan.

“Pancasila dan penanggulangan Sungai Citarum hubungannya jelas sekali karena ini merupakan cara pandang. Pancasila itu pusat semua nilai, harus melandasi sumber hukum yang ada, dari regulasi yang ada,” kata dia, Selasa (1/6/2021).

“Citarum apa sih masalahnya? Jelas ya kondisi lingkungan rusak parah akibat pembiaran yang lebih lama. Wilayah Citarum di selatan banjir karena kesalahan kebijakan daerah membuat perumahan. Padahal Belanda sudah melarang. Yang melawan alam itu pemerintah dan itu berlangsung lama ditambah dengan pertambahan jumlah penduduk,”ujarnya melanjutkan.

Setelah itu, kerusakan lingkungan terjadi dan terjadi pembiaran sedangkan perbaikan tidak sebanding dengan kerusakan.

Menurut dia, kerusakan Citarum sedarinya memakai kaca mata Pancasila sebagai sumber regulasi. Kebijakan pusat hingga rakyat sejatinya mengaplikasikan falsafah hidup tersebut.

“Misalnya, Ketuhanan Yang Maha Esa, sungai itu anugerah Tuhan kok dirusak kenapa tidak diperbaiki bukan terus dibangun infrastruktur,” ujarnya.

Kemudian, Persatuan Indonesia. Di sisi lain ada yang terus membersihkan Citarum, namun yang lainnya malah terus-terusan mengotori sungai. Padahal jika bersama-sama bersatu pencemaran tidak akan terjadi.

“Selanjutnya, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan. Sungai itu sumber hidup orang banyak. Sungai kotor artinya tidak bisa dimanfaatkan makanya harus segerera diperbaiki,”kata dia.

Terakhir, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut dia, masalah Citarum merupakan masalah ketidakadiklan.

“65 persen itu sampah domestik dari masyarakat, kenapa masyarakat buang ke sungai, karena mereka anggap masalah sampah bukan msalah dia tapi masalah negara. Silakan angkut ke TPA padahal kalau negara ngurus sampah tidak akan selesai,”tutur dia.

Solusinya, tegas Sjarmidi, Pancasila jangan ditinggalkan tapi harus dikembangkan. Pancasila itu sederhana apalagi jika diimplementasikan.

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.